nota hati seorang lelaki kota frinjan yang suka berfikir tanpa kotak dan mementingkan kesempurnaan
Showing posts with label Puisi. Show all posts
Showing posts with label Puisi. Show all posts
27.7.12
Biarkan Aku
Biarkan asa menghapus lukaku
Biarkan angin menyejukkan jiwaku
Biarkan Hujan menyirami kalbuku
Dan biarkan airmata menjadi penanda lukaku
Aku ingin dunia mendengar jeritan hatiku
Aku ingin langit menyelimuti kebekuanku
Aku ingin teriknya matahari membakar tubuhku
Dan aku ingin waktu menghapus dirimu dipikiranku
Keikhlasan, Satu kata yang paling indah untuk didengar
Satu kata yang mulia dihidup ini
Tapi juga satu kata yang sangat sulit dilakukan
Ya ALLAH.. Biarkan keikhlasan menjadi benteng hatiku
Biarkan keikhlasan menjadi jalan terindah hidupku
Hingga., Hembusan nafas terakhir ku
26.11.08
22.2.08
Abang di seberang
...
...
pagi yang gelap
kini sudah terang
aku adikmu dan engkau abang
aku amat merindui kamu.
.
.
.
.
berapa kali kau ulang dengar lagu ni ha?
Entahlah.
Sampai hujan.
Barangkali.
Sampai terubat.
Mungkin juga.
Alaaahaaai, apa khabar abang sekarang di tanah seberang?
...
pagi yang gelap
kini sudah terang
aku adikmu dan engkau abang
aku amat merindui kamu.
.
.
.
.
berapa kali kau ulang dengar lagu ni ha?
Entahlah.
Sampai hujan.
Barangkali.
Sampai terubat.
Mungkin juga.
Alaaahaaai, apa khabar abang sekarang di tanah seberang?
20.2.08
Puisi halimunisasi pilihanraya
Dah lama gwa tak tulis puisi beb! Jadi, hari ini, gwa ingin menyampaikan sebuah puisi yang bertajuk puisi halimunanisasi. Takut bakat gwa menulis puisi hilang beb! Walaupun orang Malaya sedang sibuk untuk berkempen Pilihanraya yang ke-12, tak semua yang sibuk kan. Ada yang cuma menyibuk je. Korang layanlah puisi gwa ni dulu.
Kemari, kemari, kemari
itu yang aku garap erat kelmarin
harap-harap masih ada lagi sisa manja kita
tiada deruan angin, tiada khabar berita
kumenunggu suatu yang belum pasti
tiada sapa, tiada tawa
seribu tanya berpacu dihati
hari-hari panjang kulalui
umpama sepi teguh berdiri
kata yang kunanti tak kunjung tiba
sia-sia yang kudapati
kata yang tak kuharap justeru terungkap
sakitnya hati sampai tangis tak tertahan
teriakan mengoyak menembus diri
panasnya hati sampai buang semua kenangan
kehampaan membekukan diri
Bang, tolong buatkan susu anak
ungkapan yang tak pernah aku tolak
Bang, dah daftar untuk mengundi?
Adoi, nama tak muncul dalam SPR
Bukan pengundi hantu beb!
Pengundi baru. Baru daftar. Ha ha ha...
Kemari, kemari, kemari
itu yang aku garap erat kelmarin
harap-harap masih ada lagi sisa manja kita
tiada deruan angin, tiada khabar berita
kumenunggu suatu yang belum pasti
tiada sapa, tiada tawa
seribu tanya berpacu dihati
hari-hari panjang kulalui
umpama sepi teguh berdiri
kata yang kunanti tak kunjung tiba
sia-sia yang kudapati
kata yang tak kuharap justeru terungkap
sakitnya hati sampai tangis tak tertahan
teriakan mengoyak menembus diri
panasnya hati sampai buang semua kenangan
kehampaan membekukan diri
Bang, tolong buatkan susu anak
ungkapan yang tak pernah aku tolak
Bang, dah daftar untuk mengundi?
Adoi, nama tak muncul dalam SPR
Bukan pengundi hantu beb!
Pengundi baru. Baru daftar. Ha ha ha...
Subscribe to:
Posts (Atom)